Profile Juri


Andi Bachtiar Yusuf. Lahir di Jakarta, 15 Januari 1974. Pria yang kerap di panggil Ucup ini, merupakan alumnus jurusan Jurnalistik Universitas Padjadjaran, Bandung, Jawa Barat.  Awalnya ia menggeluti dunia film semata-mata karena suka menonton film. Memulai karier dalam dunia film pada tahun 2003, dengan menggarap film-film pendek. Keinginannya untuk lebih intensif di dunia perfilman baru muncul ketika ia mengikuti satu program beasiswa di Berlin, Jerman (2005). Selama sepuluh hari program, ternyata ia bertemu banyak orang yang ingin menjadi pembuat film, ia pun tergelitik untuk mencobanya. etika program beasiswa itu berakhir, ia tetap tinggal di Berlin, Jerman, dan bekerja di berbagai perusahaan sambil belajar tentang industri film dan proses produksinya. Setelah kembali ke Indonesia barulah ia mulai mengerjakan proyek film dengan mengusung ide yang ia sukai. Tahun 2003, sutradara film independent dari perusahaan Bogalakon Pictures ini, mulai membuat sejumlah film dokumenter pendek yang diawalinya dengan film mengenai para supporter bola di Jakarta, yang berjudul JAKARTA IS MINE! (2003), salah satusoundtrack film pendek itu bahkan terpilih masuk lagu resmi Piala Dunia 2006 di Jerman.

Setelah itu ia meluncurkan karya nya secara berturut - turut, mulai dari JAKARTA IS MINE! (2003), HARDLINE (2004), TO DIE FOR (2005), 60 YEARS (2005), LIVE UNDER THE SAME SUN (2006), THE JAK (2007), THE CONDUCTORS (2008), ROMEO & JULIET (2009), HARI INI PASTI MENANG (2013).

Berlatar belakang jurnalis sekaligus komentator sepak bola televisi membuat beberapa karyanya bersinggungan dunia persepak bolaan tanah air seperti THE JAK (2007), dan THE CONDUCTORS (2008). Kedua filmnya tersebut mencatatkan prestasi gemilang. THE JAK pada tahun 2007mampu menembus sejumlah festival film, seperti, Jogja-NETPAC Asia Film Fest, Cinemanila Film Festival (Filipina), dan Asiaticafilmmedial (Roma, Italia). Sedangkan film THE CONDUCTORS meraih penghargaan Special Mention Award di Pusan International Film Festival 2008 (Korea Selatan) dan menjadi pemenang kategori Film Dokumenter Terbaik pada pemenang Festival Film Indonesia (2008). Film ini juga terpilih sebagai nominasi film terbaik dalam Festival Film Bandung dan Festival Film Dokumentar Yogyakarta.

Selanjutnya pad tahun 2013 hasratnya kembali untuk membuat film yang bertemakan sepak bola. Kali ini film fiksi yang berjudul pada tahun 2013, kembali merilis sebuah film bertema sepak bola, HARI INI PASTI MENANG. Film yang diadaptasi dari novel karya Estu Ernesto berjudul Menerjang Batas ini, bercerita tentang tim nasional sepak bola Indonesia yang lolos ke putaran final Piala Dunia 2014 di Brasil serta menceritakan pula tentang sosok pemain sepakbola impian rakyat Indonesia bernama Gabriel Omar Baskoro, yang diperankan oleh aktor Zendhy Zein. Film yang diproduseri oleh Mega Setiawati Widjaja ini juga dibintangi oleh Mathias Muchus, Ray Sahetapy, Tika Putri, Desta, Ibnu Jamil, dan Ramon Y. Tungka. Film ini juga melibatkan beberapa atlet sepakbola profesional dari klub Pelita Jaya dan Persija.[]


Syaiful HALIM. Lahir di Jakarta pada tanggal 11 Desember 1967. Menempuh pendidikan sejak SD hingga perguruan tinggi di Jakarta. Kemudian ia melanjutkan pendidikan strata satu nya di Institut Ilmu Sosial dan Ilmu Politik (IISIP) jurusan Ilmu Jurnalistik. Pndidikan terakhirnya di universitas Mercu Buana Fakultas Ilmu Komunikasi mengambil Program Studi Media and Politic Communication yang ia lewati hanya dalam tiga semester dan ia tercatat sebagai mahasiswa pasca sarjana terbaik, lulus dengan hasil sempurna.

Sejak kuliah, aktif menulis ke berbagai media massa. Sempat bekerja di sebuah tabloid wanita sebagai reporter. Setelah menamatkan gelar sarjanannya, ia menjadi copywriter di sebuah perusahaan farmasi multinasional. Dan pada akhirnya, perjalannya mengarah ke industri media. Bermula dari staf quality control, program director, kemudian menjadi jurnalis televisi. Dengan kapasitas itulah yang mengantarkannya untuk menginjakkan kaki hampir di seluruh pelosok nusantara.

Aktif menulis sejak lama dan didorong keinginan idealisme yanh tinggi maka ia mencoba menulis buku yang diharapkan dapat menjadi penerang bagi orang banyak. Diantaranya, Postkomodifikasi Media & Cultural Studies; Reportase & Produksi Berita Televisi; Memotret Khatulistiwa; Gado-gado Sang Jurnalis: Rundown Wartawan Ecek-ecek; Tayangan Video Mirip Artis; dan Budaya, Politik, dan Media.

Mulai dari dunia penyiaran, pendidikan dan tak luput dari incarannya yakni dunia perfilman. Cukup serius dalam bidang ini hingga memunculkan production house yang dinaungi sekumpulan jurnalis yang memiliki idealisme yang sama tentang dokumenter. Dari sini ia berusaha merangkul filmmaker untuk untuk memproduksi film dokumenter yang independen, sesuai dengan yang mereka mau tanpa ada tuntutan industri, rating, dan kebutuhan komersial lainnya, serta tidak terikat dengan ide pesanan tertentu. Beberapa film dokumenter yang sudah di buat, diantaranya SELAMANYA MUTIARA, ATJEH LON SAYANG (Documentary Tsunami in Aceh), SANG PEMIMPI, CERITA RERUMPUTAN, dan MENDADAK CALEG.[]

Andi Mustmar Usman. Lahir pada 1 Desember 1942. Mencintai dunia jurnalistik membawanya untuk menjadi seorang wartawan, pada tahun 1962 – 1964 beliau menjadi ketua seksi Dakwah Pelajar Islam Indonesia cabang Makasar, kemudian perjalanan karier yang cemerlang di dunia jurnalistik membuatnya dipercaya untuk menjadi Dewan Kehormatan PWI cabang DKI Jakarta pada tahun 1989 – 2004, Sekertaris I PWI Jaya pada 2009 – 2014, Wakil Ketua Bidang Kominvo Komite Sepeda Indonesia (KSI) DPD Provinsi DKI Jakarta pada 2011, Dewan Perpustakaan Provinsi DKI Jakarta pada 2014, dan kini ia menjabat sebagai Dewan Kehormatan PWI Jaya.

Semasa kariernya beliau pernah mengikuti beberapa kompetisi yang dapat mengasah keterampilannya di dunia jurnalistik, diantaranta. Juara III penulis human interest diikuti 40 PIMRED majalah se-Indonesia yang diselenggarakan DEPPEN RI pada tahun 1977. Jakarta (IPMD) tahun 1976 dan 1977. Kemudian juara I lomba driver mobil Reli Jaya di Bali, kelas wartawan tahun 1993 dan finisher ke12 dari 148 peserta Reli Jaya di Bali.

Banyak pengalaman yang beliau lewati membuatnya dipercaya untuk menjadi juri beberapa festival, diantaranya. Teknik “M” kreasi motor ITB tahun 1976. Concours d’Elegant (lomba keserasian manusia, busana, dan mobil) dalam rangkaian acara Indonesia Grand Prix di Sirkuit Ancol, Jakarta tahun 1976. Cars Of The Century tahun 1999. Top One Jurnalism Award tahun 2002 – 2006. Journalism Award pada 2007. Anugerah Jurnalistik MH Thamrin – PWI Jaya pada tahun 2007. Keserasian stand dan pramuniaga pameran buku oleh BPAD provinsi DKI Jakarta pada 2014.[]

Tidak ada komentar:

Posting Komentar